Breaking News

HARMONI SEMESTA ALAM & ORANG BERAKAL (Bag. 2)

Berpikir dengan benar (berpikir kreatif, berpikir kritis) adalah kapasitas untuk mampu melihat hubungan-hubungan antar sesuatu agar dapat menyatukan semuanya menjadi sebuah kesatuan. Berpikir kreatif dan kritis tidak hanya berfokus pada satu hal yang terisolir, satu kejadian yang terisolir, satu ayat al-Qur’an yang terisolir, satu hadits yang terisolir. Contohnya mengenai Ya’juj dan Ma’juj. Maka berdasarkan pada satu kejadian, satu ayat, satu hadits, anda mencoba untuk meperoleh sebuah makna dan sekarang anda dapat memahaminya secara menyeluruh.
Ketika kita lihat lagi pada bintang-bintang di langit, Allah SWT sedang mengundang kita, dengan tidak hanya memperhatikan bintang-bintang dan konfigurasinya yang bermanfaat untuk penunjuk arah namun juga pada bulan dan matahari serta bentangan cakrawala dan segala yang ada di bumi, termasuk eksistensi diri kita sendiri, maka kita akan melihat semuanya berfungsi secara harmonis dan konsisten karena semuanya mengandung al-haq (kebenaran).
Allah menciptakan segala sesuatu dengan kebenaran, Wa huwa alladzii khalaqa as-samaawaati wa al-ardha bi al-haq (QS. al-An’am : 73). Dengan demikian ada sebuah keharmonisan dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan kebenaran. Berpikir kritis, kapasitas untuk dapat berpikir secara kritis, berarti bahwa anda harus dapat mengenali sebuah keharmonisan dan konsistensi yang tidak ada cacat satupun di dalamnya di dalam segala sesuatu yang telah datang dari Allah SWT, yaitu penciptaan langit dan bumi beserta segala isinya.
Sama halnya dengan proses berjalannya sejarah kehidupan umat manusia, ketika kebenaran bergerak melalui rentang masa sejarah dan anda mencoba untuk menginterpretasi kebenaran yang bergerak melalui sejarah itu, maka anda harus mampu mencari keharmonisannya, konsistensinya. Anda akan mencari hal-hal itu yang akan menyatukan gambarannya secara komprehensif dan holistik. Dan jika anda menemukan dengan semua informasi yang anda miliki, sesuatu yang tidak dapat diintegrasikan secara harmonis, maka sekarang anda mengerti bahwa mungkin anda sedang menemukan sebuah kebohongan besar yang berdiri sejajar dengan kebenaran. Allah telah memperingatkan hal ini di dalam al-Qur’an:
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (QS. al-Baqarah : 42)
Janganlah mengambil sebuah kebenaran dan menutupinya dengan pakaian kebohongan dan dosa, dan janganlah menyembunyikan kebenaran ketika kamu tahu itu adalah kebenaran.
Kita tidak dapat menjadi seorang pemikir yang benar kecuali jika kita telah dapat membangun kapasitas untuk pertama-tama mengenali keharmonisan seluruh informasi yang didapat berkenaan dengan kebenaran dan kemudian untuk mengenali informasi-informasi mana saja yang tidak sesuai, tidak konsisten dengan informasi atau data yang lain, yang mana itu menunjukkan bahwa data tersebut adalah sebuah kebohongan, dusta yang berpakaian seperti sebuah kebenaran. Dan kemudian kita dapat memilih dan memilah dengan membuang kebohongan dan mengambil dan memegang kebenaran.
Nabi SAW sering berdoa, dan bagi kita yang ingin dapat berpikir secara benar dan kritis, kita harus memohon dan berdoa. Orang lain mungkin akan memohon sebuah matahari, bulan atau bintang, atau sebuah mobil Marcedez Benz dan sebuah rumah besar. Namun saya dan anda akan meminta sesuatu yang lain, kita akan meminta sama seperti yang diminta oleh orang-orang shaleh. Apakah yang diminta oleh mereka?
Allaahumma arinaa al-haqqa haqqan warzuqnaa ittibaa’ahu, Ya Allah tampakkanlah kepada kami yang benar itu benar, buka tabir yang menutupi mata kami dan anugerahilah kami kekuatan untuk mengenali dan mengikutinya.
Wa arinaa al-baathila baathilan warzuqnaa ijtinaabahu, dan tampakkanlah kepada kami yang salah itu salah, buka tabir yang menutupi mata kami dan anugerahilah kami kekuatan untuk mengenali dan menjauhinya.
Dan ada juga doa yang lain, Allaahumma arinaa al-asyaa-a kamaa hiya, Ya Allah tampakkanlah kepada kami sesuatu itu sebagaimana adanya dimana kami tidak akan tertipu karena tampilan luarnya.
Dengan demikian, sebenarnya ada keharusan bagi kita untuk kembali kepada Allah SWT jika kita ingin berpikir dengan benar, berpikir dengan cara dan tahapan yang seharusnya.
Ayat selanjutnya adalah:
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran : 191)
Yaitu orang-orang yang ber-dzikir (mengingat Allah) sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring setiap saat. Mereka selalu berdzikir setiap saat. Ada berbagai cara untuk kita dapat ber-dzikir. Membaca al-Qur’an adalah dzikir yang terbaik. Namun ada bentuk dzikir yang lebih bersifat internal, yaitu yang telah masuk di dalam hati seseorang. Anda ingat seseorang yang anda cintai dalam hati anda yang paling dalam, hati anda akan mulai bergetar karena ingat kepadanya. Anda menikahinya ketika dia berumur 20 dan anda hidup dengannya selama 50 tahun kemudian dia meninggal. Anda sedang duduk di kursi goyang sambil di kelilingi cucu-cucu anda, mereka saling bercakap-cakap dan tertawa. Namun hati anda tidak berada bersama mereka, tapi hati anda ada dan tertuju pada seseorang yang anda cintai itu. Itu adalah dzikir, dimana hati ini selalu mengingat-Nya.
By Agus Salim 
Sumber : Tanwirnews

No comments